KBM UNIMA Bergerak, Gratiskan UKT
Tondano 9 Juli 2020
Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Negeri Manado
(KBM UNIMA) kembali melakukan aksi demonstrasi dengan tuntutan menggratiskan Uang Kuliah Tunggal atau UKT. Aksi ini dilatarbelakangi oleh kepedulian akan teman-teman mahasiswa yang terdampak Covid-19 sehingga mengalami kesulitan ekonomi yang pada akhirnya berimbas pada pembayaran UKT, adapun tuntutan yang diajukan oleh pihak KBM sebanyak tujuh poin yang diantaranya sebagai berikut:
1. Memperbaiki sistem UKT di kalangan UNIMA
2. Meminta transparansi dana UKT
3. Mendesak rektorat UNIMA untuk menggratiskan UKT mahasiswa di tengah pandemi Covid-19
4. Meminta kejelasan informasi kuliah tahun ajaran 2020/2021
5. Mendesak rektorat UNIMA untuk memperpanjang masa akhir studi mahasiswa akhir (tahun angkatan 2013) yang terdampak pandemi Covid-19
6. Mendesak rektorat UNIMA lebih fokus ke aktivitas akademik mahasiswa
7. Mendesak rektorat UNIMA wajib memfasilitasi kuliah dalam jaringan (Daring)
Aksi ini dimulai pada pukul 08.30 WITA dengan berkumpulnya massa aksi di titik kumpul yang terletak di gerbang utama kampus UNIMA, yang selanjutnya massa aksi akan berjalan kaki menuju gedung rektorat UNIMA untuk menyampaikan aspirasi. Sedari awal personil Polisi dari POLRES MINAHASA yang bertugas menjaga keamanan telah bersiaga di titik kumpul yang bertujuan untuk mengamankan lokasi sekitar agar tertib dan tidak menggangu arus lalu lintas.
Sesampainya di gedung rektorat UNIMA massa langsung membentuk barisan dengan menjaga jarak mengingat protokol kesehatan yang berlaku ketat pada saat ini. Pihak rektorat UNIMA yang diwakili oleh Pembantu Rektor II Dr. Jefry Tamboto, M.Pd dan Pembantu Rektor III Drs. Jim Ronny Tuna, MAP telah berada di depan pintu gedung rektorat untuk menyambut massa aksi yang datang dan mendengarkan orasi yang akan dilakukan oleh para mahasiswa, setelah penyampaian aspirasi selesai dilaksanakan maka pihak rektorat pun langsung menanggapi dengan memberikan penjelasan kepada para mahasiswa.
"Saya pribadi tentunya bangga dengan adik-adik mahasiswa yang saat ini datang untuk menyuarakan aspirasi karena ini tandanya adik-adik mahasiswa punya pikiran kritis dan rasa tanggung jawab. Kami tentunya akan tetap berusaha agar semua mahasiswa dapat terbantu dalam situasi ini, karena semua kita termasuk saya juga terkena dampak dari Covid-19 ini.
Pihak UNIMA juga telah berusaha dengan berbagai cara agar mahasiswa mendapatkan keringanan dalam hal pembayaran UKT kali ini mengingat situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, maka dari itu mahasiswa harus proaktif untuk bertanya dan berkonsultasi kepada pihak fakultas dan jurusan mengenai masalah ini dan silahkan adik-adik membaca tentang Permendikbud no 25 tahun 2020 agar lebih jelas lagi." Ungkap Pembantu Rektor III, sementara itu mengenai sulitnya kuliah online beliau beranggapan bahwa jika mahasiswa merasa kesulitan maka saya juga merasakan hal yang sama "Jika anda merasa kesulitan dalam hal kuliah online maka saya juga merasakan hal yang sama, saya pun merasa tidak semangat untuk memberikan kuliah dan merasa kesulitan. Maka dari itu kami akan berupaya agar kedepannya hal ini dapat diminimalisir, salah satunya dengan menggunakan satu aplikasi untuk semua dosen dalam hal memberikan kuliah online karena terus terang kami para pimpinan dan dosen pun masih bingung dan kewalahan karena tidak semua paham memakai gadget."
Di lain pihak, Andriawan selaku koordinator lapangan atau korlap mengaku sangat mengapresiasi melihat antusiasme dari para massa aksi saat ini namun dia juga mengatakan bahwa ada sedikit rasa kecewa mengingat ada yang tidak hadir dalam kesempatan ini "Saya sangat mengapresiasi teman-teman yang mengikuti aksi ini yang telah maju bersama untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan kita kepada pihak rektorat, namun saya juga sedikit merasa kecewa karena ada yang tidak mengikuti aksi ini yang sebenarnya bertujuan untuk kebaikan bersama." Kesempatan ini dia juga mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekan mahasiswa yang lain sangat berharap bahwa pihak rektorat dapat menggratiskan UKT atau meringankan setidaknya 50% dari jumlah yang biasanya "Kami tentunya sangat berharap bahwa pihak rektorat menggratiskan atau meringankan setidaknya 50% UKT dari jumlah yang biasanya kita bayar karena memperhatikan kondisi keuangan kita mahasiswa yang sedang diterpa kesulitan akibat pandemi Covid-19 ini."
Menurut salah seorang massa aksi Deswita Tumada yang diwawancarai mengatakan juknis yang dikeluarkan oleh pihak rektorat sampai saat ini masih mengambang dan belum jelas seperti apa. "Juknis yang dikeluarkan oleh pihak rektorat itu belum jelas dan kami mahasiswa masih mengambang, dan kami berharap pihak rektorat mengeluarkan kebijakan yang tentunya tidak memberatkan kami para mahasiswa." Sementara itu pihak kepolisian yang dipimpin oleh AKP Samuel Welly Posumah memberikan tanggapan positif atas aksi yang berjalan damai dan tertib ini karena para massa aksi tetap memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan yang ada. "Kami dari pihak kepolisian dalam hal ini tidak menghalangi para adik-adik mahasiswa yang menyampaikan aspirasi dengan unjuk rasa damai asalkan dengan memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan yang ada tentunya, sepanjang perjalanan tadi pun dari titik kumpul sampai ke gedung rektorat ini kami juga melihat bahwa massa aksi berjalan dengan tertib dan tidak menggangu arus lalu lintas. Hanya saja tadi ada sedikit kekeliruan karena pada saat menyampaikan aspirasi ada beberapa mahasiswa yang berdiri tidak mengatur jarak tapi itu bisa diatasi dengan baik, selebihnya semuanya baik-baik saja dan terkendali." Ujar AKP Welly Posumah Kapolsek Tondano yang memimpin pihak kepolisian dalam rangka mengamankan aksi tersebut.
Mk
Tondano 9 Juli 2020
Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Negeri Manado
(KBM UNIMA) kembali melakukan aksi demonstrasi dengan tuntutan menggratiskan Uang Kuliah Tunggal atau UKT. Aksi ini dilatarbelakangi oleh kepedulian akan teman-teman mahasiswa yang terdampak Covid-19 sehingga mengalami kesulitan ekonomi yang pada akhirnya berimbas pada pembayaran UKT, adapun tuntutan yang diajukan oleh pihak KBM sebanyak tujuh poin yang diantaranya sebagai berikut:
1. Memperbaiki sistem UKT di kalangan UNIMA
2. Meminta transparansi dana UKT
3. Mendesak rektorat UNIMA untuk menggratiskan UKT mahasiswa di tengah pandemi Covid-19
4. Meminta kejelasan informasi kuliah tahun ajaran 2020/2021
5. Mendesak rektorat UNIMA untuk memperpanjang masa akhir studi mahasiswa akhir (tahun angkatan 2013) yang terdampak pandemi Covid-19
6. Mendesak rektorat UNIMA lebih fokus ke aktivitas akademik mahasiswa
7. Mendesak rektorat UNIMA wajib memfasilitasi kuliah dalam jaringan (Daring)
Aksi ini dimulai pada pukul 08.30 WITA dengan berkumpulnya massa aksi di titik kumpul yang terletak di gerbang utama kampus UNIMA, yang selanjutnya massa aksi akan berjalan kaki menuju gedung rektorat UNIMA untuk menyampaikan aspirasi. Sedari awal personil Polisi dari POLRES MINAHASA yang bertugas menjaga keamanan telah bersiaga di titik kumpul yang bertujuan untuk mengamankan lokasi sekitar agar tertib dan tidak menggangu arus lalu lintas.
Sesampainya di gedung rektorat UNIMA massa langsung membentuk barisan dengan menjaga jarak mengingat protokol kesehatan yang berlaku ketat pada saat ini. Pihak rektorat UNIMA yang diwakili oleh Pembantu Rektor II Dr. Jefry Tamboto, M.Pd dan Pembantu Rektor III Drs. Jim Ronny Tuna, MAP telah berada di depan pintu gedung rektorat untuk menyambut massa aksi yang datang dan mendengarkan orasi yang akan dilakukan oleh para mahasiswa, setelah penyampaian aspirasi selesai dilaksanakan maka pihak rektorat pun langsung menanggapi dengan memberikan penjelasan kepada para mahasiswa.
"Saya pribadi tentunya bangga dengan adik-adik mahasiswa yang saat ini datang untuk menyuarakan aspirasi karena ini tandanya adik-adik mahasiswa punya pikiran kritis dan rasa tanggung jawab. Kami tentunya akan tetap berusaha agar semua mahasiswa dapat terbantu dalam situasi ini, karena semua kita termasuk saya juga terkena dampak dari Covid-19 ini.
Pihak UNIMA juga telah berusaha dengan berbagai cara agar mahasiswa mendapatkan keringanan dalam hal pembayaran UKT kali ini mengingat situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, maka dari itu mahasiswa harus proaktif untuk bertanya dan berkonsultasi kepada pihak fakultas dan jurusan mengenai masalah ini dan silahkan adik-adik membaca tentang Permendikbud no 25 tahun 2020 agar lebih jelas lagi." Ungkap Pembantu Rektor III, sementara itu mengenai sulitnya kuliah online beliau beranggapan bahwa jika mahasiswa merasa kesulitan maka saya juga merasakan hal yang sama "Jika anda merasa kesulitan dalam hal kuliah online maka saya juga merasakan hal yang sama, saya pun merasa tidak semangat untuk memberikan kuliah dan merasa kesulitan. Maka dari itu kami akan berupaya agar kedepannya hal ini dapat diminimalisir, salah satunya dengan menggunakan satu aplikasi untuk semua dosen dalam hal memberikan kuliah online karena terus terang kami para pimpinan dan dosen pun masih bingung dan kewalahan karena tidak semua paham memakai gadget."
Di lain pihak, Andriawan selaku koordinator lapangan atau korlap mengaku sangat mengapresiasi melihat antusiasme dari para massa aksi saat ini namun dia juga mengatakan bahwa ada sedikit rasa kecewa mengingat ada yang tidak hadir dalam kesempatan ini "Saya sangat mengapresiasi teman-teman yang mengikuti aksi ini yang telah maju bersama untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan kita kepada pihak rektorat, namun saya juga sedikit merasa kecewa karena ada yang tidak mengikuti aksi ini yang sebenarnya bertujuan untuk kebaikan bersama." Kesempatan ini dia juga mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekan mahasiswa yang lain sangat berharap bahwa pihak rektorat dapat menggratiskan UKT atau meringankan setidaknya 50% dari jumlah yang biasanya "Kami tentunya sangat berharap bahwa pihak rektorat menggratiskan atau meringankan setidaknya 50% UKT dari jumlah yang biasanya kita bayar karena memperhatikan kondisi keuangan kita mahasiswa yang sedang diterpa kesulitan akibat pandemi Covid-19 ini."
Menurut salah seorang massa aksi Deswita Tumada yang diwawancarai mengatakan juknis yang dikeluarkan oleh pihak rektorat sampai saat ini masih mengambang dan belum jelas seperti apa. "Juknis yang dikeluarkan oleh pihak rektorat itu belum jelas dan kami mahasiswa masih mengambang, dan kami berharap pihak rektorat mengeluarkan kebijakan yang tentunya tidak memberatkan kami para mahasiswa." Sementara itu pihak kepolisian yang dipimpin oleh AKP Samuel Welly Posumah memberikan tanggapan positif atas aksi yang berjalan damai dan tertib ini karena para massa aksi tetap memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan yang ada. "Kami dari pihak kepolisian dalam hal ini tidak menghalangi para adik-adik mahasiswa yang menyampaikan aspirasi dengan unjuk rasa damai asalkan dengan memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan yang ada tentunya, sepanjang perjalanan tadi pun dari titik kumpul sampai ke gedung rektorat ini kami juga melihat bahwa massa aksi berjalan dengan tertib dan tidak menggangu arus lalu lintas. Hanya saja tadi ada sedikit kekeliruan karena pada saat menyampaikan aspirasi ada beberapa mahasiswa yang berdiri tidak mengatur jarak tapi itu bisa diatasi dengan baik, selebihnya semuanya baik-baik saja dan terkendali." Ujar AKP Welly Posumah Kapolsek Tondano yang memimpin pihak kepolisian dalam rangka mengamankan aksi tersebut.
Mk
Komentar
Posting Komentar