SPS FBS UNIMA - Touweru yang bekerja sama dengan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melaksanakan kegiatan Bedah Buku "membuka tudung dinamika filsafat purba minahasa," karya John F Malonda.
Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal (24/11/2022) bertempat di sekretariat Komunitas semut hitam (KOSTAM).
Kegiatan ini di hadiri oleh sebagian mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Seni Unima serta Fakultas Lain yang sempat hadir, kegiatan ini juga di hadiri oleh sebagian Ormawa di FBS.
Exito Lonto Selaku ketua BEM FBS dalam wawancaranya berkata tujuan dari kegiatan ini adalah untuk "membuka tentang bagaimana kita menghadapi bacaan-bacaan yang mungkin sudah kurang diminati, karena kita disini membedah buku tentang kebudayaan, bagaimana tentang dinamika filsafat di minahasa itu sendiri," ungkap Exi.
Tourewe yang merupaka pihak penerbitkan buku khususnya di Sulawesi Utara, lewat buku "membuka tudung dinamika Filsafat purba Minahasa," mereka membahas mengenai kebudayaan orang minahasa, serta tradisi-tradisi yang diterapkan dan penggambaran di tahun 50-an, Karena mengkaji suatu buku merupakan misi Touweru.
Touweru juga membahas pemahaman tentang bagaimana kita melihat minahasa hari ini dalam teks buku, mereka ingin bahwa mahasiswa mampu memilah mana yang baik dan buruk dari kegiatan Bedah buku kali ini.
"Harapanya bagaimana cara kita merubah pola pikir yang baru mencoba mengubah ruang - ruang kecil , ruang - ruang ilmiah yang mungkin sedikit bermanfaat namun ketika kita fokus saya rasa itu akan menjadi hal yang besar nantinya bagi siapapun yang berdiskusi dalam kegiatan ini" ujar Exito Lontoh
Harapan Kalfein Wuisan kedepanya,
"Saya mewakili Touweru berharap bahwa kegiatan ini menjadi sarana bagi para mahasiswa dan orang orang yang berkecimpung di ruang akademik, yang kemudian di kenal sebagai masyarakat-masyarakat ilmiah, artinya akan mengkaji sumber primer penulis lokal yang ada di tanah Toar lumimuut terlebih juga penulis- penulis yang ada di minahasa," Ungkapnya.
"Dan juga kiranya mahasiswa berminat dengan tema tema buku buku dan literasi lokal, karena asumsi saya mungkin banyak orang terjebak dalam tema - tema yang populer atau buku yg bertema besar, internasional. Padahal buku lokal merupakan identitas kita," ungkap Kalfein.
Penulis: Felicia/Feibe
Editor : Susan
Komentar
Posting Komentar