Perjalanan Inspiratif Kayla Andersen, Kejar Mimpi di Negeri Jiran Lewat IISMA 2024

SPS FBS UNIMA — Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan program beasiswa untuk pertukaran mahasiswa-mahasiswi Indonesia ke luar negeri. Program ini telah membuka kesempatan bagi Kayla Andersen hingga bisa terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Kayla Ignatia Andersen atau yang kerap disapa Kayla merupakan seorang mahasiswi hukum dari Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Manado (Unima) yang baru saja kembali ke tanah air setelah mengikuti program IISMA tahun 2024 kemarin.

Dalam wawancaranya Kayla berbagi pengalamannya selama mengikuti program IISMA di Universiti Malaya. Selama di sana Kayla mendapatkan pelbagai pengalaman yang tentunya sangat berharga, baik dari segi akademik maupun interaksi antar budaya.

"Dari sisi akademik, saya mengambil mata kuliah yang tidak hanya relevan dengan bidang studi saya, tetapi juga membuka wawasan baru melalui perspektif global," ujarnya melalui wawancara daring pada Rabu (26/02/2025).

Motivasi utama Kayla mengikuti program ini untuk meraih mimpinya yang punya keinginan belajar di luar negeri. Hal ini didasari dengan kebutuhannya untuk mendalami hukum internasional. Oleh karena itu sebagai seorang mahasiswi hukum, Kayla mengambil sebagian besar mata kuliah yang berhubungan dengan international relations, yakni seperti human rights dan international policies.

Selama di Malaysia, ia mengatakan bahwa kehidupan sosial dan budaya di sana merupakan hal yang menarik karena lingkungannya yang multikultur, di mana semua orang bertemu dengan pelbagai latar belakang hingga budaya yang beragam.

Pada beberapa kesempatan Kayla aktif mempromosikan budaya Minahasa. "Saya sering berbagi cerita tentang tarian tradisional Kabasaran, terutama kostumnya yang unik, serta makanan khas Minahasa yang kaya rempah dan beberapa dikenal sebagai makanan ekstrem," ujar perempuan yang berasal dari Kota Bunga, Tomohon.

Kayla juga mengungkap bahwa tentu saja ada tantangan-tantangan selama dia di Negeri Jiran. Seperti menghadapi stereotipe atau perbedaan persepsi terhadap budaya Indonesia di Malaysia. Selain itu, tantangan lainnya adalah dengan menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan yang mungkin sedikit berbeda dengan sistem yang ada di Indonesia. Namun tantangan-tantangan itu tentu adalah salah satu bagian dari pembelajaran.

"Jangan pernah berhenti mencoba. Gunakan setiap peluang yang ada, pergunakan waktu kita sebagai mahasiswa sebaik mungkin, berani mengambil resiko serta selalu siap menghadapi tantangan. Setiap pengalaman adalah investasi berharga, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk komunitas dan bangsa kita," tutup Kayla.

Penulis: Zallia
Editor: Rani

Komentar