Ini Tanggapan Ketua KPRM FBS dan Plt. Ketua BEM FBS soal Pembentukan DPM FBS Unima

SPS FBS UNIMA – Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Manado (Unima) akhirnya kembali terbentuk setelah lama vakum. Proses terbentuknya DPM FBS ini telah digagas sejak tahun 2024 kemarin. Hal ini menjadi langkah awal dalam regenerasi kelembagaan mahasiswa di "Kampus Ungu", sebutan untuk FBS Unima.

Ketua Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) FBS, Vinolia Putri Suwija, menyebutkan bahwa pembentukan DPM ini sudah dirancang tahun lalu bersamaan dengan upaya regenerasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) di seluruh Fakultas Bahasa dan Seni.

"Untuk pertama kali digagasnya pembentukan DPM sudah sejak tahun 2024, bersamaan dengan upaya regenerasi HMJ dan HMP di seluruh jurusan dan prodi FBS," ujar Vinolia pada Jumat, 02/05/2025.

"Untuk sosialisasi pemilihan DPM ini dilakukan daring," tambahnya.

Sementara itu, Plt. Ketua BEM FBS Unima, Oktavianus Bernadus Samuel Wereh, menjelaskan alasan di balik upaya pengaktifan kembali DPM FBS.

"Karena situasi dan kondisi, DPM itu sudah lama mati semenjak beberapa kepemimpinan BEM sebelum saya. Namun yang perlu kita ketahui, situasi dan kondisi kita sekarang itu sudah kurang menunjang. Sekarang ini kita krisis kader," tutur Oktavianus pada Sabtu, 03/05/2025.

"Memang untuk saat ini DPM yang terpilih belum dilantik, tetapi sekarang mereka sudah bekerja karena memang sudah terdesak untuk bekerja," tambahnya.

Okta mengakui bahwa komunikasi antara BEM dan DPM yang baru terjalin cukup baik.

"Kami cukup berkomunikasi. Karena DPM pun masih sering bertanya mengenai situasi yang ada di FBS. Namun tentu saja ada beberapa yang saya juga sendiri tidak ingin ikut campur dengan apa yang akan mereka putuskan. Di luar sebagai Plt. Ketua BEM, saya juga senior mereka, jadi saya terbuka untuk membantu kalau ada pertanyaan-pertanyaan atau rasa ingin tahu terkait situasi fakultas atau juga terkait hal-hal yang berbau teknis," ujar Okta.

Di sisi lain, sebagai pihak penyelenggara pemilihan, Vinolia mengaku bahwa proses pembentukan DPM cukup berjalan lancar meski sempat terkendala.

"Kendala paling utama saat melakukan sidang adalah pengumpulan massa yang mana membuat sidang tak jarang harus ditunda beberapa menit dikarenakan belum mencapai kuorum," jelas Vinolia.

Sebagai bahan evaluasi, Vinolia menegaskan bahwa ke depannya KPRM akan berupaya memperbaiki tata kelola waktu yang selama ini menjadi catatan penting.

"Evaluasi pertama mungkin tata kelola dan manajemen waktu. Mengingat jarak antara dibentuknya kami KPRM sampai dengan berhasilnya terbentuk DPM ini bisa dibilang cukup jauh. Karena itu kami akan berusaha lebih efisien dalam mengatur waktu," tegasnya.



Peliput: Stiane Gerungan & Christian Pabur

Editor: Marhaeny 

Komentar